Makna dan Praktik "Sogokan" bagi Wartawan
Isi Artikel Utama
Abstrak
Artikel ini merupakan hasil penelitian yang dilatarbelakangi oleh permasalahan sogokan yang selama ini lebih diidentikkan pada wartawan dari media yang belum mapan. Sedangkan sogokan dalam bentuk amplop ataupun freebies yang terjadi di kalangan wartawan profesional belum terungkap, termasuk maknanya bagi wartawan dan narasumber terkait. Penulis mengintegrasikan teori interaksionisme simbolik dan menggunakan pendekatan subjektif-konstruktivis serta metode penelitian kualitatif dengan tradisi penelitian fenomenologi, atau paradigma interpretif (interpretive paradigm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sogokan menjadi fenomena bukan semata kesalahan wartawan tetapi juga pihak-pihak lain yang berkepentingan dengannya seperti narasumber, pihak media, dan organisasi profesi kewartawanan. Salah satu penyebabnya adalah makna dan batasan pemberian yang termasuk sogokan dengan yang nonsogokan berbeda-beda.
Rincian Artikel
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).