Komunikasi Simbol Ideologi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
Main Article Content
Abstract
PKS berpandangan bahwa lembaga eksekutif, legislatif serta yudikatif di Indonesia menjadi sarang KKN, sehingga perlu langkah berupa reformasi untuk terwujudnya cleaning government. Meski iklim kebebasan dan keterbukaan semakin lapang, namun tradisi berpartai secara modern, profesional dan bertanggung jawab di negeri ini masih belum mantap. Sejumlah partai politik masih didominasi oleh sekelompok elit, ketimbang digerakkan oleh ideologi bersama yang menjadi basis dan aksinya. Peneliti mengintegrasikan teori fenomenologi dan teori interaksionisme simbolik dan menggunakan pendekatan subjektif-konstruktivis serta metode penelitian kualitatif dengan tradisi penelitian fenomenologi, atau paradigma interpretif (interpretive paradigm). Implementasi simbol ideologi FPKS dikomunikasikan baik secara verbal dan nonverbal. Simbol ideologi verbal FPKS di DPRD Provinsi Jawa Barat yang mengimplementasikan slogan “Bersih, Peduli, Profesional, Partai Dakwah, Keadilan, Sejahtera, Tafsir Lambang,” Sedangkan simbol ideologi nonverbal diterjemahkan antara lain dalam bentuk, jilbab Merupakan Identitas bagi Politikus Muslimah, Jenggot Simbol dari Sunnah Bagi FPKS, Larangan Haram terhadap Rokok di FPKS, Musik Murotalan Alunan Penyejuk Hati, Perhiasan Tidak Diperuntukkan Bagi Laki-Laki, Inkonsistensi Waktu (Waktu Polikronik).
Article Details
Proposed Policy for Journals That Offer Open Access
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
References
Minarsi Anton, (2008). Konsep Negara dan Gerakan Baru Islam, Menuju Negara Modern Sejahtera. Bandung: Prima Press Prodaktama.
Mulyana, Deddy. (2002). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remadja Rosdakarya.
Miles, Matte B dan A, Michael Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif.
Penterjemah Rohendi Rosidi. Jakarta: UI Press.
Orleans, Myron, (2000), Phenomenology, dalam Kumpulan Bahan Mata Ajaran Metodologi Penelitian Kualitatif oleh Daniel T. Sparringa, FISIP Unair.
Sumarno dan Harun, (2006). Komunikasi Politik Sebagai Suatu Pengantar.
Bandung: Mandar Maju.
Sukidin dan Basrowi, (2002). Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan Cendikia.
Soeprapto Riyadi, (2002), Interaksi Simbolik: Yogyakarta: Averroes Press.
Suprayogo, Iman dan Tobroni. (2001). Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Pikiran Rakyat edisi, 14,15,16,17,18 Mei 2009.