Komunikasi Lintas Generasi pada Masyarakat Tradisional Sunda: Kasus Masyarakat Kampung Naga

Main Article Content

Iwan Hermawan

Abstract

Komunikasi lintas generasi terjadi pada proses hubungan sosial dan bermasyarakat. Proses ini diperlukan agar nilai-nilai positif yang berkembang di tengah masyarakat dapat diwariskan kepada generasi berikut sehingga mereka dapat menjalani kehidupan sesuai dengan tata nilai yang berlaku pada masyarakat tersebut. Fokus permasalahan pada tulisan ini adalah bentuk komunikasi lintas generasi yang terjadi pada masyarakat tradisional Sunda. Untuk menjawab permasalahan yang diajukan, pada penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, deskripsi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi lintas generasi berlangsung pada kelompok masyarakat Kampung Naga. Bentuk pewarisan tersebut adalah penjayaan pamali, pembiasaan, dan pengondisian masyarakat pada lingkungan setempat.

Article Details

Section
Articles

References

Aripudin, Acep. (2011) Pengembangan Metode Dakwah. Jakarta: Rajawali

Pers.

Bennedict, R. (1962) Pola-pola Kebudayaan (Penterjemah: Mertodipuro, S., dari Patterns of Culture). Jakarta: Pustaka Rakjat.

Danasasmita, Saleh., dkk. (1987) Sewaka Dharma, Sanghyang Siksakandang Karesian, Amanat Galunggung: Transkripsi dan Terjemahan.

Bandung: Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajiaan Kebudayaan Sunda

(SUNDANOLOGI) Dirjen Kebudayaan, Departemen P dan K.

Ekadjati, Edi. (2004) Pendidikan di Tatar Sunda (1). Pikiran Rakyat (20 – 11 – 2004).

Garna, Judistira. K. (1993) Masyarakat Baduy di Banten. In: Koentjaraningrat (ed.) Masyarakat Terasing di Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Gudykunst, William B & Young Yun Kim. 1997. Communication With

Strangers, An Approach to Intercultural Communication (Third Edition), New York: McGraw-Hill.

Lembaga Basa Sastra Sunda. (1995) Kamus Basa Sunda. Bandung: LBSS.

Levi-Strauss, C. (2005) Mitos dan Makna: Membongkar Kode-Kode Budaya (Penterjemah: Hok, L.P. dari Myth and Meaning). Serpong: Marjin Kiri.

Levi-Strauss, C.(2007) Antropologi Struktural (Penterjemah: Sjams, N.R., dari Anthropologie Strukturale, PLON 1958) Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Mulayana, Deddy. (2000). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Permana, R. Cecep. (2006) Tata Ruang Masyarakat Baduy. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Poespowardojo, S. (1986) Pengertian Kearifan lokal dan Relevansinya dalam Modernisasi. In: Ayatrohaedi (ed.) (1986) Kepribadian Budaya

Bangsa (Local Genius). Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Hal. 28-38.

Ritzer, George; Goodman, Douglas J. 2004. Teori Sosiologi Modern. (Penterjemah: Alimandan dari Modern Sociological Theory - 6th edition,

McGraw Hill, 2003) Jakarta: Kencana.

Satjadibrata. (2005) Kamus Basa Sunda. Bandung: Kiblat Buku Utama.

Sedyawati, E. (1986) Lokal Genius dalam Kesenian Indonesia. In: Ayatrohaedi (ed.). (1986) Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Dunia Pustaka Jaya. Hal. 186-192.

Suganda, Her. (2006) Kampung Naga Mempertahankan Tradisi. Bandung: Kiblat.

Suhamihardja, Suhandi A. & Yugo Sariyun. (1991/1992) Kesenian, Arsitektur Rumah dan Upacara Adat Kampung Naga, Jawa Barat. Jakarta: Proyek Pembinaan Media Kebudayaan Ditjen Kebudayaan, Depdikbud.

Ismudiyanto. (1987) Kosmologi Perilaku Meruang di Kampung Naga: Telaah Singkat Pola Ruang Konsentris Kampung Jawa Barat di Desa

Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Media Tehnik, No. 2 Tahun IX April – Juli 1987.

Nasution, Arif Z. (2012) Model Komunikasi Lingkungan Masyarakat Tradisional Papua...(4). Dr. Arif Zulkifli Nasution (Pemerhati Lingkungan). Weblog [online] 20 Maret 2012. Tersedia di: <http://bangazul.blogspot.com/2012/03/model-komunikasi-lingkunganmasyarakat_7720.html> [Diakses 05/10/2012].