Ekspresi Partai Politik Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur
Isi Artikel Utama
Abstrak
Dalam mewujudkan peran partai politik, anggota legislatif dihadapkan pada pertarungan wacana politik di ruang sidang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi kinerja komunikasi politik para anggota legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam mengekspresikan ideologi partai. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengekspresian ideologi partai politik secara verbal dan nonverbal dilakukan sesuai dengan konteks dan fungsi politik komunikasi politik, mengarah pada pengelolaan kesan audiens yang menampilkan emosi positif, kesantunan, manajemen kesan dan strategi facework. Selain itu, pengekspresian ideologi partai politik oleh anggota DPRD dilakukan dalam bentuk lobi politik, negosiasi politik dan retorika politik yang menghadirkan tiga panggung politik sebagai ruang berkomunikasi. Ketiga bentuk komunikasi politik tersebut memiliki perbedaan agenda politik yang dikomunikasikan sesama anggota DPRD, antara anggota DPRD dengan pemerintah sehingga konteks komunikasi politik seringkali mengalami distorsi pesan dan inkonsistensi pesan yang berimplikasi terhadap kualitas kinerja komunikasi anggota DPRD.
Rincian Artikel
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).
Referensi
Abdullah, M. Z. (2009) Fungsi Komunikasi Politik Partai Dalam Pemilu (Sebuah Tinjauan terhadap Kesuksesan dan Kegagalan Partai Politik dalam Pemilu). Jurnal Observasi, (Vol 7), 2.
Arifin, A. (2011). Komunikasi Politik.Yogyakarta. Graha Ilmu.
Arrianie, L. (2009). Sandiwara di Senayan: Studi Dramaturgis Komunikasi Politik di DPR RI. Dedy Mulyana dan Solatun (eds). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bungin, B. (2007). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta. Kencana.
Cangara, H. (2010). Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta. Rajawali Press.
Dutu, O. (2011). The role of the political language in explaining the world. Economics, Management, and Financial Markets, 6(1), 1091–1095.
Gurău, C., & Ayadi, N. (2011). Political Communication Management: The Strategy of the Two Main Candidates During the 2007 French Presidential Elections. Journal of Communication Management, 15 (1), 5–22. http://doi.org/10.1108/13632541111105222
Hasang, Fellicia Eveline dan Shidarta, G.Genep Sukendro. (2012). Ideologi dalam konteks komunikasi politik (Kajian Semiotik terhadap Iklan Nasional Demokrat versi “Himne”), Jurnal Komunikasi Universitas Tarumanegara, 3 (2), 42–49.
Husain, M. N. (2011). Penerapan Komunikasi Politik dalam Penetapan Peraturan Daerah Kota Kendari, 1, 211–222.
Kumaini, A., & Anwar, K. (2012). Komunikasi Politik Pemerintah Daerah Dan Dprd Dalam Penyusunan APBD. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Pekanbaru: Universitas Riau, 125–130.
Littlejohn, S., & Foss, K. (2009a). Encyclopedia of Communication Theory. London. Sage Publications. http://doi.org/10.4135/9781412959384.
Maarotong, J. (2014). Fungsi Partai Politik Sebagai Sarana Komunikasi Politik. Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Manado: Universitas Sam Ratulangi.
McNair, B. (n.d.). An Introduction to Political Communication, Third Edition. London dan New York. Routledge.
Moeleong, Lexy J. (2009)Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya
Monroe, S. L. (2012). Salafis in Parliament: Democratic Attitudes and Party Politics in the Gulf. The Middle East Journal, 66 (3), 409–424. http://doi.org/10.3751/66.3.11
Nimmo, Dan. (2004). Komunikasi Politik. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Pane, Irwani. (2011) Analisis Kemampuan Public Speaking Anggota DPRD Kota Makassar Masa Bakti 2009-2014. Jurnal Komunikasi Kareba, (1), 1 dalam (journal.unhas.ac.id/index.php/kareba/article/viewFile/369/226).
Pulungan, H. K. (2000). Komunikasi Politik dalam Pemilihan Kepala Daerah di Sumatera Utara, 3.
Rachmiatie, A., Hasbiansyah, O., Khotimah, E., & Ahmadi, D. (2013). Strategi Komunikasi Politik dan Budaya Transparansi Partai Politik. Mimbar: Jurnal Sosial Dan Pembangunan, 29(2), 123–132. http://doi.org/10.1007/s00277-016-2741-8.
Sagarzazu, I., & Klüver, H. (2017). Coalition Governments and Party Competition: Political Communication Strategies of Coalition Parties. Political Science Research and Methods, 5(2), 333–349. http://doi.org/10.1017/psrm.2015.56.
Sulaiman, Adhi Iman. (2013) Komunikasi Politik dalam Demokratisasi. Jurnal Observasi, 11 (2).
Syahruni, Hafied Cangara, S. B. (2012). Conflict in Political Communication Between the Legislative and Executive in Response to Spatial Plan. Jurnal Kajian Media Dan Dinamika Politik, (139).
Winda. (2016) Etika Komunikasi Anggota DPRD dalam Menyampaikan Aspirasi Masyarakat (Studi di DPRD Provinsi Kalimantan Timur)”. eJournal Ilmu Komunikasi, 4 (3) dalam (http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2016/08/ejournal_Winda%20(08-11-16-05-06-07).pdf.