Kaidah Interaksi Komunikasi Tradisi Lisan Basiacuang dalam Adat Perkawinan Melayu Kampar Riau
Isi Artikel Utama
Abstrak
Tradisi lisan basiacuang dalam upacara adat perkawinan pada masyarakat tutur Melayu Kampar di Desa Kuok, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau merupakan bagian adat dan tradisi yang diwarisi secara turun temurun dari nenek moyang terdahulu. Tradisi ini berbentuk pertunjukan dan berfungsi sosial dalam masyarakat Melayu Kampar. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kaidah interaksi komunikasi tradisi lisan basiacuang pada Upacara Adat Perkawinan Melayu Kampar Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kaidah linguistik, kaidah interaksi sosial, dan kaidah budaya dalam pertunjukan tradisi lisan basiacuang pada upacara perkawinan adat Melayu Kampar. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnografi komunikasi. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kaidah linguistik tradisi lisan basiacuang mengutamakan keindahan pemakaian bahasa yang disampaikan penutur. Kaidah interaksi sosial pada tuturan dalam tradisi basiacuang berhasil atau tidaknya tergantung dari keahlian dan kefasihan penutur dalam menerapkan nilai-nilai dalam basiacuang. Kaidah budaya dalam basiacuang dimana setiap tuturan berisi tentang ungkapan petatah-petitih dan juga pantun yang memunyai makna filosofi, nilai-nilai, dan norma-norma dalam kehidupan masyarakat Melayu Kampar.
Rincian Artikel
Kebijakan yang diajukan untuk jurnal yang menawarkan akses terbuka
Syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis sebagai berikut:- Penulis menyimpan hak cipta dan memberikan jurnal hak penerbitan pertama naskah secara simultan dengan lisensi di bawah Creative Commons Attribution License yang mengizinkan orang lain untuk berbagi pekerjaan dengan sebuah pernyataan kepenulisan pekerjaan dan penerbitan awal di jurnal ini.
- Penulis bisa memasukkan ke dalam penyusunan kontraktual tambahan terpisah untuk distribusi non ekslusif versi kaya terbitan jurnal (contoh: mempostingnya ke repositori institusional atau menerbitkannya dalam sebuah buku), dengan pengakuan penerbitan awalnya di jurnal ini.
- Penulis diizinkan dan didorong untuk mem-posting karya mereka online (contoh: di repositori institusional atau di website mereka) sebelum dan selama proses penyerahan, karena dapat mengarahkan ke pertukaran produktif, seperti halnya sitiran yang lebih awal dan lebih hebat dari karya yang diterbitkan. (Lihat Efek Akses Terbuka).
Referensi
Andung, Petrus. (2010). Komunikasi Ritual Natoni Masyarakat Adat Boti Dalam di Nusa Tenggara. Jurnal Ilmu Komunikasi, Yogyakarta, Vol. 8 No. 1 Januari-April. Hal 1-103.
Husmiwati, Kurnia. (2015). Pemolaan Komunikasi Tradisi Basiacuang Sebagai Bentuk Kearifan Lokal dalam Upacara Pernikahan Masyarakat Melayu Kampar Provinsi Riau (Studi Etnografi Komunikasi Tradisi Basiacuang di Desa Kuok Kecamatan Kuok Kabupaten Kampar). Skripsi. Universitas Riau.
Ibrahim, Abd. Syukur. (1994). Panduan Penelitian Etnografi Komunikasi. Surabaya Indonesia: Usaha Nasional.
Kleden, Ignas. (2004). Sastra Indonesia dalam Enam Pertanyaan: Esai-Esai Sastra dan Budaya. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Kuswarno, Engkus. (2011). Etnogarafi Komunikasi. Bandung: Widya Padjadjaran.
Liliweri, Alo. (2003). Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Lkis.
Lord, Albert, B. (2000), The Singer Of Tales, Second Edition, London: Harvard University Press.
Milles Mb, Huberman AM. (2007). Analisis Data Kualitatif. Rohidi TR, penerjemah. Jakarta (ID): UI Press. Terjemahan: Qualitative Data Analysis.
Moleong, Lexy. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Muriel, (2003). The Ethnography Of Communication: An Introduction. Southampton: The Camelot Press.
Mulyana, Deddy, dan Rakhmat. (2010). Komunikasi Antarbudaya: Pedoman Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasrullah, Rulli. (2012). Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Nugroho, Lestari, dan Wiendijarti. (2012). Pola Komunikasi Antarbudaya Batak dan Jawa di Yogyakarta. Jurnal Komunikasi Aspikom Yogyakarta, Vol. 1 No. 5 Juli, Hal. 383-464.
Pundentia, (2007). Tradisi Lisan Makyong. Disertasi. Universitas Indonesia.
Ruslan, Rosadi. (2010). Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Suparno. (2000). Budaya Komunikasi yang Terungkap dalam Wacana Bahasa Indonesia. Malang: Universitas Negeri Malang.
Suyitno, Imam. (2006). Komunikasi Antaretnik dalam Masyarakat Tutur Diglosik: Kajian Etnografi Komunikasi Etnik Using. Jurnal HUMANIORA, Vol. 18 No. 3 Oktober, Hal 263-270.
Syarfi, dkk. (2011). Siacuong (Sisombau) dalam Masyarakat Adat Kampar. Pemerintah Kabupaten Kampar: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kampar.
Yunus, Mohd. (2013). Tradisi Basiacuang dalam Masyarakat Adat Limo Koto Kampar. Jurnal Menara, Vol. 12 No. 2 Desember, Hal.92-114.
Zulfa. (2012). Tradisi Basiacuang pada Masyarakat Melayu Kampar-Riau. Tesis.Universitas Indonesia.